(27/7/2023) P2K2 PKH di Oi Niu Dihadiri Direktur dari BRIN Salah Satu Perintis PKH Kemensos

DINSOS, KOTA BIMA -- Kepala Dinas Sosial Kota Bima, Yuliana, S.Sos. menghadiri kegiatan Pertemuan Peningkatan Kapasitas Keluarga (P2K2) KPM PKH di lingkungan Oi Niu Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat (27/07).
Acara yang dihelat di halaman SDN 77 Kota Bima tersebut juga dihadiri oleh Camat Rasanae Barat, Hj. Sumarni, Koordinator PKH, TKSK, Koordinator Tagana, dan beberapa Pendamping PKH.
 
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Bima menjelaskan bahwa hadirnya PKH yaitu untuk menekan angka kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat agar bisa lebih sejahtera. Pada awalnya, mereka yang kesulitan untuk mendapatkan bantuan pendidikan anaknya, kemudian bisa terbantu dengan adanya PKH.
 
Selain itu, Kadinsos sangat berharap kepada seluruh KPM PKH di lingkungan Niu agar membantu mensukseskan setiap program yang telah dicanangkan Pemerintah, mulai dari program KB, hingga program kebersihan dan bagaimana menjaga kelestarian lingkungan.
 
Pemerintah Kota Bima, melalui Dinas Sosial, selain telah membantu masalah kesejahteraan masyarakat dengan adanya program PKH, masih banyak lagi program lain, seperti Bantuan Sosial Tunai (BST), Pemberian Permakanan bagi Lansia dan Disabilitas, Pemberian Kebutuhan Nutrisi dan Bersih Diri, termasuk kepengurusan Rekomendasi Kartu Indonesia Sehat atau BPJS Kesehatan Gratis, dan banyak lagi program lainnya.
Adapun hal yang perlu diperhatikan, ada syarat dan komponen-komponen yang harus terpenuhi untuk bisa memperoleh program bantuan tersebut, syarat utamanya adalah keluarga calon penerima bantuan harus sudah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
 
Bagaimana cara agar terakomodir dalam DTKS? Peran aktif RT dan RW beserta Lurah yang dibutuhkan, karena mereka yang paling mengenal masyarakat di wilayah tersebut, jadi mereka dapat mendaftarkan nama warganya sehingga bisa terdaftar DTKS. Selain itu, masyarakat yang tidak mampu juga dapat mengajukan diri langsung melalui Operator SIKS-NG yang ada di tiap-tiap Kelurahan.
 
Camat Rasanae Barat, Hj. Sumarni, dalam kesempatan itu juga memberikan apresiasi, terhadap pihak Dinas Sosial yang telah peduli dan bersedia membantu masyarakat, memberikan sosialisasi, serta turun langsung melihat kondisi warganya. Bu Camat juga berharap kepada masyarakat agar bisa selalu mendukung program yang dicanangkan Pemerintah Kota Bima. Menurutnya, apa pun program dan kebijakan pemerintah sudah pasti akan berpihak kepada masyarakat.
 
Menariknya, kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Dr. Oetami Dewi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dikatakan Oetami Dewi ini merupakan sosok yang paling berjasa atas lahirnya PKH saat menjalankan tugasnya di Kementrian Sosial RI. Oetami Dewi yang merumuskan berbagai hal, sehingga program ini bisa dinikmati dan dirasakan oleh KPM PKH di seluruh Indonesia.
 
Oetami Dewi merasa ada hubungan emosional yang begitu dalam dengan PKH, sehingga saat berkunjung di Kota Bima memperingati Kegiatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) NTB, ia meluangkan waktu untuk bergabung begitu mendengar ada kegiatan P2K2 PKH di Lingkungan Oi Niu.
 
Saat ini, Dr. Oetami Dewi tidak lagi menjadi bagian dari Kemensos RI, namun beliau, saat ini menjabat sebagai Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah, BRIN. Namun, karena rasa Rindu akan Program PKH yang telah ia cetuskan, sehingga memutuskan untuk bergabung bersama dengan KPM dan Pendamping PKH di Kota Bima.
 
Di hadapan KPM PKH dan seluruh Pendamping PKH, beliau menuturkan, saat dirinya merintis program ini, ia harus berusaha keras untuk meyakinkan pemerintah Pusat bahwa program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat di Indonesia. Dirinya bahkan harus berkeliling Indonesia untuk meninjau secara langsung respons dari masing-masing daerah terhadap Program PKH, "dan ternyata respons dari daerah sangat luar biasa, sehingga program ini pun bisa bertahan hingga saat ini," ungkapnya.
 
"Mengingat Program PKH sangat sukses dan cukup membantu dalam mengurangi angka kemiskinan dan merupakan jaminan kesejahteraan bagi masyarakat di Indonesia, membuat sejumlah negara lain meniru program PKH, di antaranya; Brazil dan Thailand," lanjutnya.
 
Sembari berkelakar, di depan KPM PKH lingkungan Oi Niu ia berkata "Berani keluar dari PKH itu mantap, berani keluar dari PKH itu Oke, Berani keluar dari PKH itu luar biasa!" Maksudnya, ketika penerima manfaat sudah mandiri secara finansial dengan adanya program ini, dan bersedia memberikan kesempatan bagi keluarga lain yang belum mendapatkan bantuan, berarti yang bersangkutan sudah mapan. Ia merasa bangga dan terharu atas kekompakkan masyarakat dan pendamping PKH di Kota Bima. "Meski tidak lagi mengabdi pada Kemensos dan tidak lagi mengurus PKH, namun Program PKH tetap selalu di hati," ungkapnya mengakhiri.
 
Sumber Foto dan Berita: ery Tagana dan PKH
 
[ed._nn]